BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia yang Visioner

A Tisha Moreno Azziqra (202210415149)

FEATURE BIOGRAFI

        Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Sebelum menjadi orang yang berpengaruh bagi bangsa Indonesia, Masa kecil BJ Habibie berada di Pare-pare Sulawesi Selatan bersama ayah ibu dan tujuh saudaranya. Alwi Abdul Jalil Habibie adalah ayah BJ Habibie yang merupakan seorang ahli pertanian asal Gorontalo dan Sang ibu bernama R.A Tuti Marini Puspowardojo yang merupakan spesialis mata asal Yogyakarta. Dari delapan bersaudara, BJ Habibie adalah anak keempat yang tumbuh dalam keluarga religius. BJ Habibie ditinggalkan sang Ayah meninggal dunia saat usianya masih sangat muda yakni 14 tahun. Dari situlah sang ibu harus berjuang sendiri untuk melanjutkan hidup bersama-sama dengan kedelapan anaknya. Sejak kepergian sang ayah, akhirnya keluarga BJ Habibie pindah ke Bandung.

BJ Habibie pernah menjalani pendidikan di SMAK Dago, Bandung, tahun 1954 dan melanjutkan ke perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Lalu BJ Habibie melanjutkan studinya di Jerman bersama teman-temannya. Keputusannya belajar di Jerman karena petuah Bung Karno tentang pentingnya penguasaan teknologi nasional, yakni teknologi maritim dan teknologi dirgantara saat Indonesia masih berkembang saat itu. BJ Habibie akhirnya memilih jurusan Teknik Penerbangan spesialis Konstruksi Pesawat Terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule, Jerman pada tahun 1955. Dari sinilah BJ Habibie belajar menguasai teknologi dan menjadi ahli pesawat terbang yang pertama kali menciptakan pesawat terbang di Indonesia. Jadi tidak heran jika ia dijuluki sebagai bapak teknologinya Indonesia karena karyanya yang luar biasa.

Tahun 1960 BJ Habibie berhasil menyelesaikan studinya untuk gelar Diploma Ing-nya di Technische Hochschule dengan predikat sempurna atau Cum Laude yang rata-rata nilainya adalah 9,5. Gelar Insinyur inilah yang membuatnya bisa bekerja di Firma Talbot, Industri Kereta Api di Jerman. Pendidikannya berlanjut karena ia meneruskan gelar doktornya masih di Jerman, yakni Technische Hochschule Die Fakultät de Fuer Maschinenwesen Aachen.

Sambil menempuh pendidikan doktornya, pada 1962 akhirnya BJ Habibie menikahi Hasri Ainun dan memboyongnya ke Jerman. Kehidupannya dibilang sangat sederhana dan sulit karena ia harus menghemat keuangan dan bekerja hingga larut malam. Usaha dan jerih payah BJ Habibie akhirnya membuahkan hasil dimana ia lulus gelar Doktor Ingenieur Nya di Technische Hochschule Hochschule Die Fakultät de Fuer Maschinenwesen dengan prädikat Cum Laude atau Sangat sempurna yang nilai rata-ratanya adalah 10. Sosok BJ Habibie ini memang ahli yang sangat jenius. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

Karir politik BJ Habibie dimulai sejak ia kembali kdi Indonesia pada tahun 1974 atas perintah Soeharto. Mulai 1978 BJ Habibie ditetapkan sebagai Menteri Riset dan Teknologi 10 dekade hingga Maret 1998 di masa pemerintahan presiden Soeharto. Selain itu ia juga sempat memimpin perusahaan BUMN Industri strategi 10 tahun lamanya.

Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945 dengan masa jabatan yang singkat, yakni 1 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. Sampai akhirnya Habibie dipaksa lengser karena pertanggungjawabannya tidak diterima pada sidang umum MPR atas lepasnya Timor Timur dari NKRI

BJ Habibie pun menjadi warga negara biasa dan kembali menetap di Jerman, meskipun sesekali berkunjung ke Indonesia.

Comments

Popular Posts