SOSOK Rania Maheswari Yamin

Kartika Septiana Firdaus (202210417001)

Women Empowerment
Wajah putri solo, cicit pahlawan, yang memberdayakan peran perempuan melalui berkain mampu mendobrak stereotip.

Kartika Septina Firdaus

Kehadiran gadis ayu keturunan Mangkunegaran dan juga cicit pahlawan nasional Mohammad Yamin yang Lahir pada 6 Juni 2001 di Surakarta, Jawa Tengah. Selalu menarik perhatian publik. Kecintaannya terhadap batik merasuk ke dalam hati gadis bungsu dari empat bersaudara ini. 

Dengan penuh antusias Rania Yamin membagikan kegiatannya dalam setiap konten yang diunggah. Gadis ini gemar berburu batik dan kebaya tradisional maupun modern. Bagi Rania, mengenakan batik merupakan salah satu cara paling jelas dan penuh cinta untuk menyuarakan kecintaan pada kekayaan budaya Indonesia dan mengajak generasi muda untuk melestarikan penggunaan kebaya di setiap kesempatan. Gadis ini juga mengekspresikan bahwa kecantikan itu tak melulu tentang paras, tetapi bagaimana dirinya mengekspresikan melalui berkain serta membentuk kepribadian yang dewasa di usianya yang masih 20 tahun.

Menurutnya berkain itu bukan suatu hobi, tetapi memang sudah ditanamkan di keluarga sejak kecil yang pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Rania selalu memilih warna kain yang eksentrik. Selain membuat hidup menjadi lebih berwarna dan menyenangkan, inspirasi terbesarnya dalam berkain pun muncul semenjak membaca buku Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Gadis Pantai. Sehingga, mendorongnya untuk terus mengeksplorasi kain Indonesia.  

Rania percaya bahwa perempuan dapat menjadi sosok yang maju ketika mereka mempunyai kemauan untuk memperluas wawasan. Kebiasaannya membaca buku membuat dirinya memiliki sudut pandang yang menarik dan tertanam membentuk sebuah mindset yang positif dan mengenal kehidupannya. Dari situ Rania yakin bahwa dengan membaca buku dapat menjadi medium utama untuk menerapkan women empowerment.

Bagaimana cara Rania melakukan empower kepada dirinya atau wanita lain. Dengan memiliki prinsip yang tidak bergantung kepada pria atau suaminya kelak. Dalam adat jawa posisi perempuan cenderung direndahkan, membuat dirinya ingin membuktikan kalau kita sebagai perempuan itu berdaya.

Media sosial digunakan Rania sebagai wadah menyuarakan opininya perihal kesetaraan kepada perempuan di luar sana. Hobinya dalam berkebaya juga menjadi salah satu upaya empowering perempuan berani berekspresi.



Comments

Popular Posts