Bukti-bukti Sejarah Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya

Dina Rosa Damayanti (202210415341)

    Labang Buaya merupakan sebuah lokasi di kawasan Pondok Gede, Jakarta yang menjadi tempat pembuangan para korban G30S pada 30 September 1965. Secara spesifik, sumur Lubang Buaya terletak di kel. Lubang Buaya, kec. Cipayung, Jakarta Timur.

       Pada masa G30S, Lubang Buaya merupakan pusat pelatihan milik Partai Komunis Indonesia. Saat ini di tempat tersebut berdiri Lapangan Peringatan Lubang Buaya yang berisis monumen Pancasila, sebuah museum diorama, sumur tempat para korban dibuang, serta sebuah ruangan berisi peninggalan.

      Nama Lubang Buaya berasal dari legenda adanya buaya putih di sungai yang terletak di dekat kawasan itu. Di Lubang Buaya terdapat patung elang yang sangat besar dan patung pahlawan, selain itu juga terdapat rumah yang di dalamnya ketujuh pahlawan revolusi disiksa dan dibunuh, terdapat mobil yang digunakan untuk mengangkut orang.

A. Monumen Pahlawan Revolusi

    Monumen Pahlawan Revolusi dibangun atas gagasan presiden ke-2, Soeharto. Dibanguan dengan tujuan mengingat perjuangan para pahlawan revolusi yang berjuang mempertahan kan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.

    Keenam pahlawan tersebut, Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R. Suprapto, Mayjen TNI M.T. Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI D.I. Pandjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, dan Jendral TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang namun diaselamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sabaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan A.H Nasution, lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

    Monumen ysang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S-PKI, seperti pakaian asli Pahlawan Revolusi.

B. Museum Pengkhianatan PKI

    Museum pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan PKI yang bertujuan menggantikan dasar negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan Pancasila, sampai pada pemberontakan kedua yang dikenal dengan nama Gerakan 30 September atau G30S-PKI.

  Diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi foto pemberontakan PKI, pengangkatan jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan tentang Pemberontakn PKI diberbagai Daerah di indonesia

C. Sumur Tua

    Sumur tua adalah tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi yaitu, Letjen Ahmad Yani, Mayjen R. Suprapto, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen Siswondo Parman, Brigjen D.I. Pandjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, Jendral A.H. Nasution Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang dinamai Lubang Buaya, di daerah Lubang Buaya, dekat lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sauit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H. Nasution.

D. Rumah Penyiksaan

    Rumah penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung Komunisme di indonesia. Mereka disiksa sebelum akhirnya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 pahlawan Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan para Pahlawan Revolusi.

E. Dapar Umum

    Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai dapur umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh karena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkuncidan diperintahkan oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hampir semua benda di rumah tersebut menghilang.

F. Museum Paseban

    Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 oktober 1981 bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila, didalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut:

  • Rapart-rapat persiapan pemberontakan (September 1965)
  • Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli - 30 September 1965)
  • Penculikan Letnan Jendral TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
  • Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
  • Pengamanan Lamuna Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
  • Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
  • Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
  • Pelantikan Jendral Soeharto (12 Maret 1967)
  • Tindak lanjut pelarngan PKI (26 Juni 1982)

    Selain itu, tempat ini juga terdapat foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya, dan adanya peninggalan yang merupakan tempat dipamerkan barang-barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka diculik, disiksa, sampai akhirnya dibunuh, dengan visum dari dokter. Selain itu terdapat pula botol udara sebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua. Selain itu, terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan lain-lain.










Comments

Popular Posts